Minggu, 31 Desember 2017

Budaya Inovasi, Kunci Utama Perusahaan Bisa Berumur Panjang


Bicara pertumbuhan perusahaan, tidak hanya mengenai keunggulan produk dan layanan, tapi juga pertumbuhan kapabilitas berbagai individu yang ada di dalamnya. Menerapkan inovasi tidak hanya berlaku untuk produk tapi juga dalam sistem organisasi dan peningkatan prestasi Sumber Daya Manusia dalam perusahaan.
Bila tidak ingin tertinggal dari perkembangan dunia, budaya perusahaan tidak hanya sekadar harus berubah, tapi juga perlu bertransformasi. Memang cukup sulit melakukannya, mengingat perubahan budaya melibatkan manusia dan sifatnya berada dalam tataran psikologis.

Transformasi budaya merupakan proyek jangka panjang. Dalam transformasi budaya organisasi, nilai-nilai inti (core value) yang terdapat dalam sebuah manajemen ditata ulang kembali. Dengan melakukan transformasi budaya perusahaan, keunggulan bisa tercapai karena yang dikejar tidak hanya kepuasan pelanggan tapi juga kepuasan pekerja.

Transformasi Melalui Budaya Inovasi

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (tengah) bersama Wakil Presiden Direktur PT Astra Honda Motor (AHM) Johannes Loman (kedua kanan), Presiden Direktur PT Marga Mandala Sakti (MMS) Wiwiek D. Santoso (ketiga kiri), Chief Executive PT Astra International Tbk-Toyota Sales Operation Agus Prajitno (kanan), Chief Executive PT Astra International Tbk-Honda Sales Operation Sigit P. Kumala (kiri)Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance Jodjana Jody (ketiga kanan), dan Presiden Direktur PT Pamapersada Nusantara Frans L. Kesuma (kedua kiri) berbincang soal pentingnya inovasi pada acara Seminar InnovNation di Jakarta (15/3/2017).

Kita mengenal istilah seleksi alam bahwa yang kuat yang bertahan. Proses alamiah itu membuktikan bahwa mereka yang mampu beradaptasilah yang akan survive. Perusahaan yang tidak mau menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan hanya menunggu waktu untuk mengalami kemunduran dan kematian. Dengan melestarikan budaya inovasi, perusahaan dapat bertahan dari goncangan yang melanda.
Transformasi untuk mencapai keunggulan hanya mungkin terwujud jika perusahaan atau organisasi terus mengedepankan inovasi. Perusahaan yang tidak mau berinovasi merupakan indikasi gejala organisasi yang tidak sehat. Berikut ini beberapa gejala organisasi yang tidak sehat menurut Victor S.L. Tan, penulis buku Changing Your Corporate Culture (Wahono, 2010: 226):
- Sedikit sekali terdapat inovasi dalam produk dan jasa atau dalam cara perusahaan melayani pelanggan.
- Bawahan melakukan sedikit inisiatif untuk berubah dan memperbaiki.
- Staf hingga eksekutif senior lebih banyak melakukan operation driven daripada business oriented
- Pemimpin bergerak lambat dalam mengambil tindakan terhadap orang yang kinerjanya kurang memuaskan.
- Pemimpin tidak secara aktif mengimplementasikan perubahan, tetapi hanya berharap tentang rencana dan harapan mereka.

Mengingat proses perubahan budaya memakan waktu yang tidak sebentar, waktu yang paling tepat untuk mulai menanamkan kesadaran tentang perlunya budaya adalah sedini mungkin agar tidak mengalami keterlambatan.

Jangan sampai sebuah organisasi merasa perlu berubah ketika krisis dan kemunduran sudah di depan mata atau ketika lingkungan sudah berubah begitu drastis, cepat dan ekstrim. Ini hanya akan membuat organisasi berjalan “terseok-seok” atau seperti hidup segan mati tak mau. Para sumber daya manusia yang berada dalam sebuah organisasi harus berpikir visioner dan perlu punya teropong jarak jauh untuk membuat langkah-langkah antisipasi tentang hambatan-hambatan yang mungkin akan datang di masa depan.
Globalisasi menuntut organisasi semakin kompetitif. Untuk itu, perubahan budaya organisasi menjadi budaya yang mengutamakan inovasi diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman guna menciptakan organisasi atau perusahaan yang berkelanjutan dan memiliki daya saing yang tinggi.

 
Achievement Culture Mendukung Keunggulan Organisasi

Pengamat korporasi yang sekarang menjadi Kepala Eksekutif Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Fauzi Ichsan (kedua kiri), Executive Director Prasetiya Mulya Executive Learning Institute Deddi Tedjakumara (kedua kanan), dan Head of Investor Relations PT Astra International Tbk Tira Ardanti (kiri) berbincang pada acara Menggali Makna 60 Tahun Astra, sebuah bincang inspiratif yang mengupas isi buku Astra on Becoming Pride of The Nation di salah satu televisi swasta di Jakarta (21/4/2017)

Mengubah budaya tidak sesederhana mengganti peraturan organisasi. Mengubah budaya berkaitan erat dengan mengubah manusia. Manusia punya kebutuhan emosional. Karyawan sebuah perusahaan akan membantu perusahaan mencapai tujuan-tujuannya jika kebutuhan diri mereka juga terpenuhi. Salah satu langkah memulai perubahan budaya organisasi adalah menerapkan achievement culture. Intinya, karyawan akan menelurkan inovasi yang kreatif dan bermanfaat bagi perusahaan jika kinerja dan prestasi mereka diapresiasi. Penghargaan atau reward yang diterima akan mendorong mereka untuk berkontribusi lebih baik lagi, dan menginspirasi karyawan-karyawan lain di sekitarnya untuk juga bisa mencetak prestasi.

Achievement Culture adalah tipe budaya yang mendorong dan menghargai kinerja seseorang. Dengan menerapkan ini, maka kemajuan dan peningkatan prestasi perusahaan akan terdorong. Pada budaya ini setiap orang dihargai atas jasa dan kinerjanya tanpa mementingkan persoalan hierarki.

Budaya perusahaan yang berorientasi pada kinerja dan prestasi akan mendorong pekerja untuk memberikan kontribusi terbaiknya dan mengerahkan kemampuan dengan maksimal untuk kemajuan perusahaan. Budaya seperti ini akan melahirkan lingkungan kerja yang kompetitif di kalangan pekerja sehingga mereka merasa tertantang dan termotivasi untuk berprestasi. Pekerja akan semakin merasa bangga dengan pekerjaan mereka.

Reward yang diberikan ini tidak melulu bersifat materi atau finansial tapi juga rekognisi yang menghargai kontribusi. Hal itu bisa saja berupa peluang untuk mendapatkan promosi, kenaikan jabatan, pelatihan dan pengembangan diri, atau dipercaya menangani proyek yang menantang kompetensi pekerja.

InnovAstra, Cara Astra Mengapresiasi Prestasi Karyawan

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (tengah) didampingi Direktur PT Astra International Tbk Djoko Pranoto (kiri) dan Suparno Djasmin (kanan) bersama para pemenang Astra Award 2016 kategori Grup 1 yang diwakili oleh Presiden Direktur PT Federal International Finance Suhartono (kedua kanan) dan Presiden Direktur PT Pamapersada Nusantara Frans Kesuma (kedua kiri) pada acara InnovAstra ke-32 di kantor pusat PT Astra International Tbk (24/02/2016)

Astra telah membuktikan kemajuan perusahaannya dengan pengembangan tujuh lini bisnis, yaitu Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Pertambangan & Energi, Agribisnis, Infrastruktur & Logistik, Teknologi Informasi serta Properti. Kemajuan ini tentunya ditopang dengan sistem manajemen yang baik dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Setiap kegiatan Astra harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma Astra, yaitu “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”.

Pencapaian Astra selama 60 tahun ini tidak lepas dari inovasi yang dilakukan secara berkelanjutan. Karena itulah, dalam hal inovasi, Astra sejak tahun 1980 telah melaksanakan sebuah kompetisi inovasi, yakni InnovAstra, sebagai wujud apresiasi bagi para inovator di Grup Astra. Inovasi yang dihasilkan Insan Astra tentunya selain  dapat mendatangkan keuntungan dari berbagai sisi bagi perusahaan juga memberikan sumbangsih untuk membangun negeri menjadi lebih baik. Karyawan pun menjadi terbiasa mengembangkan pola pikir yang sistematis dan berorientasi untuk menyelesaikan masalah dengan cara-cara inovatif.

Melalui InnovAstra, Astra sangat menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama yang memegang peran penting bagi pencapaian kinerja perusahaan yang baik secara berkelanjutan. Budaya inovasi dalam perusahaan Astra semakin terbangun karena adanya ajang ini. Karena, setiap karyawan yang mampu berprestasi dan berinovasi mendapat apresiasi dan penghargaan. Tidak hanya individu di dalamnya yang kompetitif, tapi sebagai perusahaan, Astra juga mampu menunjukkan keunggulan untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain.

 
InnovAstra 2017 Menghasilkan Lebih dari 7 Juta Proyek

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto berbagi cerita mengenai pentingnya berinovasi dalam Seminar InnovNation (15/3/2017). Innovate or Perish adalah pesan utama yang disampaikan untuk menyemangati seluruh peserta seminar yang dihadiri pihak eksternal dan internal Grup Astra.

InnovAstra diharapkan dapat memperkuat kapabilitas internal perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang akan datang. Dengan begitu, Astra sebagai perusahaan akan terus bertumbuh secara positif.

Ada lima kategori yang dilombakan dalam ajang InnovAstra setiap tahunnya:
1. Suggestion System (SS) atau Sistem Saran adalah improvement dan inovasi kategori individu.
2. Quality Control Circle (QCC) merupakan improvement dan inovasi kategori tim dalam satu departemen
3. Quality Control Project (QCP) adalah improvement dan inovasi kategori tim lintas departemen dalam satu divisi
4. Business Performance Improvement (BPI) adalah improvement dan inovasi kategori tim lintas divisi dalam satu perusahaan,
5. Value Chain Innovation (VCI) yang baru dimulai sejak tahun 2013, adalah improvement dan inovasi kategori tim lintas perusahaan.

Pada tahun 2017, dengan mengambil tema “Building Up Our Natural Capabilities”, InnovAstra menghasilkan 7.390.385 proyek dari seluruh kategori sejak awal pelaksanaan pada tahun 1980. Sementara tahun 2016, proyek yang dihasilkan adalah 6.691.989 proyek. Itu berarti tahun ini ada peningkatan lebih dari 600 ribu proyek jika dibandingkan tahun lalu. 

Pelaksanaan InnovAstra ke-33 ini sekaligus menjadi perayaan HUT ke-60 Astra. Pada tahun ini, untuk pertama kalinya InnovAstra juga dimeriahkan dengan seminar InnovNation.
Seminar InnovNation ini bertujuan berbagi pengetahuan dan best practice yang telah dilakukan Grup Astra kepada masyarakat secara luas, seperti akademisi, pelaku bisnis dan komunitas tentang bagaimana cara mengembangkan kompetensi untuk menjadikan perusahaan unggul serta memiliki kualitas kelas dunia.

“Saat ini, seluruh perusahaan dituntut untuk terus berinovasi. Mereka yang menolak untuk berinovasi, pada akhirnya akan bubar. Tanpa inovasi yang baik, sebuah perusahaan tidak akan selamanya berada di atas. Inovasi adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Kalau tidak, kita akan hilang dan hanya tinggal nama. Sebagai informasi bagi kita, daftar perusahaan dalam Fortune 500 pada tahun 1955, setelah 60 tahun kemudian, yaitu tahun 2014 hanya tinggal 61 perusahaan atau 12,2%,” tutur Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, saat membuka InnovNation 2017 seperti dikutip dari siaran pers yang dipublikasikan di Astra.co.id .

Astra Award, Astra Green Company (AGC) dan Astra Friendly Company (AFC)

Dalam acara InnovAstra, apresiasi Astra Award diberikan kepada perusahaan Grup Astra yang menunjukkan kinerja terbaik dalam berbagai aspek. Tidak hanya menilai perusahaan dari kinerja bisnis, Astra Award juga menilai perusahaan terbaik berdasarkan prinsip 3W (Worship, Wealth and Warfare) yang diyakini kolaborasi ketiganya dapat menjadikan suatu perusahaan unggul dalam persaingan bisnis.

Selain memberikan apresiasi kepada para pemenang InnovAstra dan Astra Award, InnovAstra juga menyerahkan apresiasi berupa AGC dan AFC kepada perusahaan Grup Astra. AGC memuat kriteria di bidang Pengelolaan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) dan bertujuan untuk mencapai operasi bisnis yang ramah lingkungan dan keberlanjutan di tiap-tiap bisnis dan operasi Grup Astra.

AFC merupakan bentuk kerangka panduan komprehensif Grup Astra mengenai penerapan sistem manajemen, implementasi dan metode pengukuran program pengembangan berkesinambungan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility.
Daftar Pemenang InnovAstra 2017 selengkapnya dapat dilihat di sini.

 
Inovasi untuk Membangun Keunggulan

Pembentukan budaya perusahaan tidak hanya untuk membangun dan menemukan identitas perusahaan saja, tetapi juga sebagai fondasi dari daya tahan sebuah perusahaan, serta mengembangkan kompetensi dan kapabilitas perusahaan dalam lingkungan sosial-kulturalnya. Budaya perusahaan tumbuh melalui proses evolusi dari gagasan yang diciptakan oleh pendiri yang kemudian ditanamkan kepada para pengikutnya.

Keunggulan dapat diartikan sebagai posisi di atas standar atau rata-rata. Sebuah organisasi atau perusahaan dikatakan unggul, apabila perbaikan yang berkelanjutan terwujud secara holistik dan terintegrasi antara 6 P yaitu, people (orang), policies (kebijakan), processes (proses), products (produk), practices (praktik), dan performance (kinerja). Jika hanya satu elemen saja yang unggul, organisasi atau perusahaan tersebut belum dapat dikatakan unggul. Keenam elemen ini harus menunjukkan keunggulan yang saling terjalin membentuk sebuah kesatuan.

Untuk menciptakan keunggulan, suatu organisasi harus dapat menunjukkan bahwa organisasi tersebut berbeda dengan yang lain, menjadi yang pertama dan menjadi yang terbaik. Keunggulan dapat dikejar dengan menerapkan standar yang tinggi dalam target pencapaian kesuksesan, mencari kesempurnaan, membuat kritik yang membangun terhadap hal-hal yang telah dilakukan dan selalu menerima tantangan baru untuk dapat bergerak maju.

Selama 60 tahun, Astra telah membangun bangsa melalui strategi Triple P Roadmap (Portfolio, People & Public Contribution) serta inovasi yang dilakukan secara berkelanjutan. Untuk mengetahui tentang kisah bagaimana Astra melakukan perjalanan penuh inspirasi dalam mendedikasikan karyanya untuk kemajuan bangsa Indonesia selama enam dekade, kita bisa membacanya di buku Astra on Becoming Pride of The Nation.

Tidak ada bisnis yang mampu bertahan lama tanpa melakukan inovasi. Perusahaan yang unggul adalah perusahaan yang mau terus berinovasi, menerapkan budaya inovasi dan berisi orang-orang yang punya pemikiran inovatif. Inovasi adalah harga mati dan kunci utama agar bisnis dapat terus berkembang secara berkelanjutan dan berumur panjang. Inovasi yang baik tidak berhenti pada tataran ide, tapi juga proses kreatif dan eksekusi. Karena, apalah artinya inovasi jika tidak diwujudkan dalam bentuk aksi. Semoga Astra bisa terus melakukan perjalanan penuh inspirasi di tahun-tahun mendatang untuk menyumbangkan dedikasi terbaiknya bagi bangsa dan negara.

Referensi:
Siaran Pers PT. Astra International Tbk, “InnovAstra Lahirkan 6.691.989 Proyek” (24/2/2016)
Siaran Pers PT. Astra International Tbk, “Bincang Inspiratif: Bagaimana Korporasi Bisa Mencapai 60 Tahun” (21/4/2017)
Wahono. 2010. Budaya Organisasi: Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


Foto: Dok. PT. Astra International, Tbk

14 komentar:

  1. inovasi memang kunci agar bisa bertahan di jaman yang serba cepat ini :) di bidang bisnis apapun, termasuk dunia blogging sekalipun :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul skali apapun profesinya kalo ga inovatif ya akan gitu2 aja dan bisa ketinggalan jauh dr yg lain

      Hapus
  2. Keren banget Astra Group ini, wajar rasanya banyak yang minat kerja di sini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak lini usahanya banyak bgt pula. Siapa jg yg ga kepengen hehe

      Hapus
  3. Grup Astra emang oke banget karena banyak yang telah melakukan. Termasuk untuk program CSR mereka malah bermanfaat bagi sesama. Aku pernah mba main di RPTRA yang diprakasai oleh Astra. Nah inovasi inovasi seperti ini yang harus didukung ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul kalo ga inovasi gampang kelibas jaman. Hebatnya Astra ini biarpun udh besar tp ga lantas anteng2 aja. Tahu bgt gmn adaptasi sm zaman yg berubah terus. Bnyk perusahaan yg ngerasa udah umur panjang dan tenang2 aja, ini yg bisa bikin stagnan

      Hapus
  4. Astra memang keren banget, dulu jadi inget pengen jadi karyawan di sana tapi ga kesampaian juga hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa bahkan Astra udah ga cuma otomotif skrg ada properti juga. Luar biasa ya

      Hapus
  5. Kecemplung dibidang HR lalu mengupayakan untuk transformasi budaya itu sulit pake banget mba hahaha inovasi hanya mampu bergerak bagi mereka yang MAU sdg yg tdk stuck aja. Beberapa tahun yg lalu ketika dikantor lama jg kami hendak benchmarking sama Astra sayang banget sampe saya resign belum kesampean 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak ini tulisannya masi ada lanjutannya sbnrnya hahaha ttg kemungkinannya pergesekan trjadi krn transformasi. Krn ya itu td, ada org2 yg progresif ada jg yg udah keenakan sm zona nyamannya jd maunya gitu2 aja. Alhasil susah maju. Ini bisa utk individu dmn aja sih dan apa pun profesinya, kalo ga inovasi ya siap2 stagnan

      Hapus
  6. Seleksi alam itu memang berlaku dimana-mana, ya. Bermanfaat tulisannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Indi. Kalo mau survive ya kita mesti adaptif 😁

      Hapus
  7. astra memang selalu terdepan dalam membangun bisnis dan itu terlihat jelas setiap usaha yang mereka bangun selalu berhasil dan sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Bisa dicontoh nih untuk pebisnis lainnya

      Hapus