Sabtu, 08 Oktober 2016

Berkembanganya Potensi Diri Karena Kemajuan Teknologi Komunikasi


Membangun sebuah bangsa berarti harus dimulai dengan membangkitkan diri sendiri. Individu yang berkembang dan berdaya, adalah pion-pion yang akan menggerakan perubahan dan kemajuan suatu negara.

Pergerakan sebuah negara dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan masyarakatnya. Perubahan kebiasaan ini salah satunya dibentuk oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dari hari ke hari.

Sekarang kita merasa hidup menjadi semakin mudah dengan dapat mengetahui berita terbaru di dunia, arah jalan, jalur lalu lintas yang  lancar, atau sesederhana memesan makanan, transportasi dan lain sebagainya. Dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang tak bisa dibendung, bisa jadi kita akan terperangah di kemudian hari. Apa pun bisa terjadi di masa depan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah dan memudahkan hidup banyak orang.

Terutama dengan hadirnya internet dan media sosial yang tidak hanya bisa diakses melalui komputer atau laptop, tapi juga dari ponsel pintar (smartphone). Dalam survei yang dilakukan Google pada tahun 2015, 43% masyarakat Indonesia sudah menggunakan ponsel pintar. Ponsel pintar membuat orang menjadi begitu fleksibel untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya. Nyatanya, internet dan media sosial tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi tapi juga berkontribusi pada kemajuan suatu bangsa serta telah mengubah ekonomi global dan masyarakat di seluruh dunia.

Sir Timothy John Berners-Lee yang membuat proyek World Wide Web yang membuat kita bisa mengakses informasi melalui media internet mengatakan bahwa “Web lebih kepada kreasi sosial daripada sekedar ciptaan mesin teknis semata. Saya merancangnya untuk efek sosial, membantu orang untuk bekerja sama,” ia mengatakan ini dalam bukunya Weaving The Web: The Original Design and Ultimate Destiny of the World Wide Web (2000).

Dalam memanfaatkan teknologi komunikasi, saya sendiri pun merasakan banyak sekali keuntungannya, beberapa di antaranya:

Menjadi Orang yang Mudah Ditemukan

Tahun 2015 saya menerbitkan buku berjudul “Turn on the Radio” di bawah naungan penerbit Bukune. Tidak lama setelah buku tersebut terbit, seorang penyiar radio menghubungi saya melalui direct message di Twitter untuk mewawancarai saya perihal buku tersebut. Bayangkan jika saya tidak punya akun Twitter, mungkin dia akan kesulitan menghubungi saya.

Mudah Menjalin Relasi

Dari akhir tahun 2011 sampai Agustus 2016 kemarin, saya menjalani profesi sebagai wartawan di berbagai media. Untuk bisa mewawancarai narasumber saya merasa sangat terbantu dengan hadirnya media sosial. Cukup hubungi lewat media sosial dan meminta kontak Whatsapp atau alamat e-mail (surat elektronik), maka janjian untuk wawancara pun dapat dilakukan.


Menjalankan Bisnis Tanpa Harus Beranjak dari Rumah

Saya mempromosikan bisnis kecil saya di bidang penyedia jasa desain grafis, Meon Design melalui setiap kanal media sosial yang saya punya. Dari sebuah posting-an tentang aktivitas saya di Path, teman SMP saya kemudian meminta kontak Whatsapp saya dan memesan desain sertifikat untuk acara kantornya. Dari promosi melalui tweet saya di Twitter, seorang teman Twitter yang bahkan belum pernah saya lihat wajahnya di dunia nyata memesan logo untuk website-nya. Sangat menyenangkan bukan, berhubung saya sedang hamil, berbisnis tanpa harus keluar rumah sangat membuat nyaman.

Belajar Ilmu Secara Gratis

Sejak menikah saya tinggal terpisah dari ibu saya. Meski saya belum mahir memasak, saya sangat terbantu dengan situs-situs yang menampilkan resep-resep memasak dan jika ingin lebih jelas lagi, tinggal buka video tutorial di Youtube. Tidak hanya masak, tapi apapun bisa dipelajari melalui internet. Di Youtube ada banyak tutorial yang bisa dipelajari mulai dari melukis, photoshop, tutorial kunci gitar, make up, kreasi jilbab dan lainnya. Berbagai tips juga bisa ditemukan, mulai dari soal kecantikan, kesehatan, karir, hingga keuangan.


Mendapatkan Suntikan Motivasi Ketika Melihat Kesuksesan Orang Lain

Ketika melihat teman yang mempromosiakan karyanya di media sosial dan melihat teman yang sukses berjualan online, saya sering merasa terpacu dan termotivasi untuk semakin menggali bakat yang saya punya. Saya menjadikan pencapaian kesuksesan seseorang yang terdekteksi di dunia maya bukan untuk diirikan tapi sebagai pembelajaran dan dorongan untuk berusaha lebih giat.

Dapat Mengubah Pola Kerja Konvensional

Jika bekerja pada umumnya harus berada di kantor, dan semacamnya, ketika menjadi wartawan saya jadi bisa lebih fleksibel mengatur waktu dan lokasi bekerja. Setelah tidak menjadi wartawan, saya bisa menjadi kontributor di media hanya dengan mengirimkan email dan tidak perlu datang ke kantor. Tidak mustahil lambat laun bekerja dengan cara seperti ini akan diadaptasi di banyak perusahaan.

Alternatif Terapi Kebahagiaan

Media sosial bisa menjadi salah satu alternatif terapi di abad ini karena melalui media sosial, kita bisa menyalurkan emosi yang tak tersalurkan di dunia nyata. Mengapa menyalurkan emosi di media sosial yang berarti melibatkan masyarakat luas? Karena sejatinya manusia ingin didengar, kalaupun tidak ada yang berkomentar atau peduli, setidaknya dengan menulis perasaan dan emosinya kepada sosial media, kita sudah berbicara kepada diri sendiri. Saya setelah hamil dan memutuskan untuk berhenti dari kantor tempat saya bekerja, berhubungan dengan teman-teman di media sosial menjadi hal yang penting. Saya merasa menjadi tidak sendirian.

Saya berharap akan ada lebih banyak orang lagi yang hidupnya merasa terbantu dengan kecanggihan teknologi komunikasi, semakin banyak terjalinnya kolaborasi kreatif, terbukanya peluang dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Semoga komunikasi dan informasi dapat lebih mudah diakses oleh mereka yang tinggal di daerah terpencil. Harapan ini akan menjadi keniscayaan, jika kesenjangan digital di masyarakat mampu terjembatani  dengan baik.

 Foto: Aprillia Ramadhina



Tidak ada komentar:

Posting Komentar