Senin, 14 Agustus 2017

Sejenak Mengheningkan Diri



Semenjak punya anak ditambah nyambi kerja dari rumah, rasanya 24 jam itu pasti aktif terus. Dari pagi sampe malem berkutat sama bayi, malem sampe tengah malem ngetik kerjaan. Tengah malem sampe pagi sering kebangun tiap beberapa saat untuk nyusuin. Besoknya begitu lagi, dan lagi.

Baca buku itu sangat mewah banget. Tapi tetep bagi saya baca itu harus. Harus diusahakan. Kalau nggak baca buku sama sekali, duh bisa nggak balance rasanya hidup saya, hahaha. Berhubung belum sempet beli buku-buku baru, ya saya coba bongkar-bongkar buku lama yang masih banyak belum tuntas dibaca. Salah satunya yang emang saya lagi butuh banget, judulnya Sejenak Hening yang ditulis Adjie Silarus.

Saya iseng buka halaman secara acak dan yang pertama saya buka ternyata isinya begini

“Kemudian di penghujung nanti, apa yang kita dapatkan jauh lebih besar dan indah dari apa yang kita minta dalam doa, pada waktu-Nya.”

Uwow, hati saya tertampar sama kalimat itu. Sebagai manusia wajarlah ya namanya kecewa karena apa yang diharapkan ternyata nggak bisa didapatkan. Padahal, mungkin kita cuma sedang dilatih untuk sabar. Sabar bahwa terkadang untuk meraih sesuatu yang namanya elemen waktu itu nggak bisa dikesampingin. 

Nggak ada istilah terlalu cepat atau terlalu lama, Tuhan akan kasih sesuatu yang sesuai dan memang pantas kita dapatkan di waktu yang tepat. Yang PANTAS. Jadi, nggak usah sedih ngelihat hidup orang lain yang kayaknya enak banget, karena ya itu hidup yang pantas dia jalani. Kita punya hidup sendiri yang beda dan sesuai untuk kita sendiri.

Penyesalan masa lalu, dendam, amarah, kecemasan dan kegelisahan masa depan, bisa kita atasi salah satunya dengan mengheningkan diri. Dengan hening kita sedang berupaya untuk menghidupi masa sekarang.

Begini Caranya Berlatih Sejenak Hening

Mengheningkan diri bisa bantu diri kita untuk tenang. Coba deh jauhin dulu handphone. Benda itu kecil banget, tapi riuhnya ampun-ampunan. Berapa banyak cuitan orang dari Twitter yang baru ditinggal sepuluh menit? Belum lagi Instagram, Path, Facebook, dan lain sebagainya. Coba aja kalau kamu nyalain semua media sosial kamu. Baterai hape kamu pasti jadi lebih gampang abis. Ya, logikanya kurang lebih sama kayak tubuh kita juga. 

Capek nggak sih liatin keriuhan terus menerus? Hape aja bisa capek. Makanya saya nggak stand by media sosial di hape. Saya sering log out kalau memang lagi nggak pakai. Jadi log in kalau memang lagi butuh aja. Percayalah ini baik untuk kesehatan jiwa.
Oh, ya begini nih caranya kalau ingin sejenak hening menurut buku yang ditulis Adjie Silarus:
1. Ciptakan suasana hening
2. Duduk
3. Posisikan kaki rileks, telapak kaki menyentuh lantai
4. Posisi tangan santai, di atas lutut atau paha
5. Posisi badan tegak dan tidak bersandar
6. Usahakan untuk diam dan tidak bergerak
7. Pejamkan mata. Jika kamu berkacamata, lepas dulu kacamatamu
8. Pikiran hanya fokus dan terkonsentrasi pada napas. Napas yang dihirup dan diembuskan melalui hidung. Bukan memikirkan hal lain
9. Fokus pada napas yang masuk dan keluar. Katakana dalam hati, “masuk” saat menghirup napas dan katakana “keluar” saat mengembuskan napas. Ini membantu untuk tetap fokus
10. Saat pikiran mulai berkelana. Tersenyumlah. Tarik perhatianmu kembali ke napas lagi. Di sini. Sekarang.

Sejenak hening ini bisa kamu lakukan di mana pun dan kapan pun, intinya saat kamu punya waktu luang. Minimal 1 menit aja bisa kok kamu berlatih hening ini.

Apa yang bisa didapat dari berlatih sejenak hening?
  • Kita membawa diri kita kembali ke masa kini, merayakan masa sekarang dan menikmati hal-hal yang kita alami tanpa terperangkap masa lalu dan masa depan
  • Menyatukan tubuh dan pikiran
  • Sadar penuh. Hadir utuh. Hidup tenang dan bahagia


Memelankan Pagi

Kamu tipikal orang yang gradak-gruduk kalau pagi? Mandi sekenanya, makan boro-boro. Siap-siap serba terburu-buru. Takut terlambat naek kereta, kalau ketinggalan kereta mesti nunggu lama lagi, atau kalau milih naik transportasi lain bisa kejebak macet lebih lama yang akhirnya lebih lama lagi sampe di kantor. Saya pernah, dulu waktu masih ngantoran. Kalau sekarang sih nggak segitunya grabak-grubuk karena udah ada alarm alami yang nggak bakal bikin saya kesiangan walaupun udah nggak ngantor. Siapa lagi alarm alaminya kalau bukan anak saya sendiri hahaha.

Dalam buku ini dijelasin betapa pentingnya menikmati pagi. Saat masih terbaring di kasur, coba deh sadari tubuh kita mulai dari jari kaki, sampai ke kepala. Menyadari bagian-bagian tubuh kita melatih kita untuk menyatu dengan tubuh. Jadi, santai aja. Selow. Woles.

Intinya, hening itu perlu. Nikmati hari pelan-pelan. Sesekali nggak perlulah hidup riuh dan bergegas terus, kan?



2 komentar:

  1. Mostly people in Metropolitan forgets about life. They live like in robotic era. High bored and repetitive. Sometimes we need to learn to villagers, how the way they through their hard life as light as they've done.
    Great Review.

    -ibumitala.blogspot.com-

    BalasHapus